Well,
artikel. Aku, diriku, di sini sedang mencoba membuat sebuah artikel. Entah itu
menggunakan bahasa ibuku, atau bahasa ibu orang lain. Kau lihat sajalah
sendiri. Karena, sumpah, aku lagi super bersemangat kali ini. Dan berani
taruhan, hal ini amat-sangat-jarang terjadi. Penekanan pada kata sangat oke.
Jadi,
ini bukan mengenai diriku yang bersemangat pastinya. Bukan. Tentu saja bukan. Well,
mungkin sedikit. Haha.
You will
never know what could you got after reading a book!
That’s
the point. Mungkin bagi sebagian orang membaca buku bisa dianggap sangat kuno. Apalagi
setelah meluncurnya suatu produk global yang disebut dengan “internet”. Yeah. Bisa
kalian bayangkan, kan? Tentu saja bagi sebagian remaja, khususnya, membaca
majalah fashion lebih terdegar “asyik” daripada membaca ensiklopedi atau novel
fantasy sekalipun. Meskipun tak bisa dipungkiri sebagian besar orang lebih
suka roma novel fantasy picisan itu daripada ensiklopedi atau bahkan biografi.
Kalau
menurutku -hanya kalau kau bertanya atau merasa pendapatku tentang hal ini
penting- maka kau boleh membaca apa yang kutulis selanjutnya. Membaca novel itu
ASYIK banget!! Apalagi kalau kau menemukan suatu bacaan yang memang ditakdirkan-untuk-kau-baca. Tanpa kau
sadari buku itu akan mengambil kehidupanmu juga jiwamu hingga kau sendiri
tenggelam dalam bacaanmu, dan kalau kau beruntung, kau bisa mendapatkan suatu
solusi atas masalah yang sedang atau mungkin akan kau hadapi di kehidupanmu
yang “nyata”.
Itulah
yang dirasakanku sekarang. Aku tenggelam. Aku menemukan diriku menulis dengan
gaya tokoh dalam buku fantasy yang baru saja selesai kubaca. Aku gak begitu
yakin, apa ini semacam schizofenia akut atau ada sesuatu di dalam diriku yang,
yah memang sedikit menyerupai tokoh tersebut. Oh, betapa konsletnya dia. Entah gara-gara
pencangkokan otak itu atau otaknya memang sudah konslet dari awal. Tapi sepertinya
dia yakin dokter yang mengoperasinya salah memasang kabel syarafnya tanpa
memikirkan mungkin kabel itu memang sudah salah pasang sejak dia lahir. Haha. Konyol
banget kan! Aku tahu. Tapi ASYIK. Setidaknya, aku pikir ini asyik dan tentu
saja aku menikmatinya juga. Apalagi ada dia, OMG! Setiap tokoh utama cewe itu memang
selalu beruntung karena mereka selalu bisa menemukan pangeran-pelindung-tanpa-kuda mereka dengan mudah dan dengan cara yang tidak terduga dan tentu saja
dengan akhir yang bahagia meskipun mungkin tidak untuk selamanya. Tapi siapa tau
kan? Penulis selalu tahu dimana harus berhenti. Setidaknya penulis yang
kukenal. Yah pada dasarnya aku memang tidak kenal satupun, tapi maksudku adalah
mereka yang menulis setiap buku yang aku baca oke.
Dan disinilah
aku. Tenggelam dalam fantasiku sendiri.
Well,
sebagian dari kalian mungkin tidak peduli. Malah mungkin kalian semua memang
tidak peduli. Haha. Tapi yah aku juga tidak peduli jika kalian tidak peduli. Berhubung
imaginasiku sedang terbang tinggi saat ini, mengelana dalam kebahagiaan tokoh
itu. Emmerson. Aku juga bingung bagaimana bisa aku terlibat emosi sang tokoh utamanya
di sini? Siapa yang tahu? Mungkin Mrs. Mag terlalu jenius dalam mengarang
bukunya atau entahlah. Yang aku tahu dia hebat. Salah satu yang terhebat dari
author yang aku tahu. Well, aku kan ga tahu terlalu banyak author juga sih.
Jadi
pada intinya membaca bukanlah hal yang buruk untuk dicoba sekali-kali saat
kalian memang sedang mengalami hari yang buruk, atau minggu yang menyebalkan,
atau bahkan bulan dan tahun-tahun terkutuk di hidup kalian. Aku tidak terlalu
berlebih-lebihkannya kan?
Kadang
dengan membaca kalian bisa melupakan kesedihan kalian sejenak. Setidaknya selama
efek positif si tokoh utama masih melekat dalam diri kalian. Kalian juga
mungkin bisa jatuh cinta pada tokoh utama itu sendiri. Pokoknya membaca tidak
selalu mengakibatkan hal yang buruk selama kalian tahu seberapa positifnya buku
yang kalian baca. Setiap buku tentunya juga memiliki sesuatu yang negatif untuk
menonjolkan para tokoh utama saat menuju klimaks. Tapi bila kalian cukup cerdas
untuk menyadari hal itu buruk maka jangan terlalu diresapi sebaiknya. Tentu saja
demi kebaikan dan kesehatan jiwa dan raga kalian juga. Dan plis jangan terlalu
meniru si tokoh utama jika siapapun dia melakukan sesuatu yang terlalu ekstrim
seperti “selalu melakukan ciuman panas” atau “memakai baju yang terlalu minim”
atau bahkan “berdusta demi tujuan-tujuan tertentu”. Tak ada satupun dari hal
itu baik menurut pandanganku.
Pangeran
yang baik takkan buru-buru melahap bibir pacarnya kan? Atau bahkan buru-buru
melucuti pacarnya ketika status mereka hanya sekedar pacaran, atau jauh di bawahnya. Tentu
saja ia harus menyimpan moment itu saat sang pacar sudah benar-benar miliknya,
kau tahulah maksudku, sah secara hukum dan norma lainnya, atau haruskah kusebut
norma agama?
Tentu saja saat mereka memang benar-benar sudah mengikat diri
mereka sendiri dalam sebuah pernikahan yang telah disepakati dan dipikirkan
dengan amat-sangat-matang tak perlu lagi ada yang harus dikhawatirkan. Itulah maksudku.
Lebih aman lebih baik dan juga lebih sehat tentunya. Aku suka tubuh dan mental
yang sehat, meskipun harus kuakui aku sendiri memiliki mental yang mungkin agak
sehat.
Yah aku
ga yakin artikel macam apa ini. Mungkin ini hanya suatu dari ribuan curhat gilaku aja. Cobalah ambil
hal positif yang mungkin bisa diambil dari segala cerita panjang lebarku
mengenai fantasy ini. Fantasy mungkin memang tidak nyata, tapi mereka yang
menciptakan fantasy itu benar-benar ada. Salam dunia fantasy!!!
P.S dan aku terlalu tenggelam dalam fantasiku sendiri sehingga aku menggunakan kata "kalian" di sini. Seolah ada saja yang mau membaca artikel gila ini.
0 comments:
Post a Comment